Tafsir Al Misbah QS.104: Al Humazah

Disclaimer: Tafsir Al Misbah oleh Prof. Quraish Shihab ini ditulis dari tayangan  Metro TV Bulan Ramadhan, November 2004

Al Humazahimage from: http://www.ummi-online.com

Surat Al Humazah terdiri atas 9 ayat. Merupakan surat makiyah yang diturunkan sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Ulama berpendapat surat ini adalah surat ke 31 yang diterima oleh Nabi.

1/ Wailul likulli humazatil lumazah
 Kecelakaan bagi setiap orang yang mengumpat dan mengejek.

Wail bisa berarti a/ kecelakaan. Bisa berarti b/ semacam siksa yang akan dialami di neraka (dikatakan ada lembah di neraka yang namanya wail). Bisa juga c/ semacam doa untuk jatuhnya kecelakaan pada seseorang.

Humazah berasal dari kata hamazah/hams yang artinya mendorong. Huruf hamzah juga keluar karena didorong. Dorongan2 negatif juga dinamai hamzah/hamazah. Hams dapat berarti dorongan secara fisik atau dorongan secara lidah/kata-kata. Kata-kata buruk dinamai hams.

Biasanya kata-kata buruk tentang orang lain terucap saat orang itu tidak ada. Sehingga humazah/hams diartikan sebagai fitnah/ghibah. Ghibah dari kata ghaib. Orangnya tidak ada tetapi disebut keburukannya. Nabi pernah ditanya “Bagaimana kalau memang dia buruk? Apakah tidak boleh saya sebut keburukannya” Kata Nabi “Itulah ghibah. Kalau dia tidak buruk, anda ceritakan keburukannya itu namanya bukhtan, kebohongan besar”

Jadi humazah dapat diterjemahkan sebagai  para pengumpat atau yang sering menceritakan keburukan orang.

Continue Reading

I’tikaf Ramadhan 1437 H

I’tikaf di penghujung ramadhan 1437 H kali ini menjadi pengalaman i’tikaf yang indah dan tak terlupakan. Dan berharap bisa i’tikaf lagi di ramadhan tahun depan dengan kualitas yg lebih baik. Aamiin.

Maskam UGM

Berawal dari tahun kemaren, saya hanya bisa i’tikaf 3 malam aja, saya merasa rada gelo. Kok cuma bisa i’tikaf 3 malam ya… dan bertekad semoga di ramadhan kali ini bisa beri’tikaf lebih baik lagi bukan cuma kuantitas, tapi juga secara kualitas.

Kalau untuk Tarawih saya paling cocok di Masjid Gedhe Kauman, maka untuk i’tikaf saya paling cocok di Masjid Kampus UGM. Saya merasa suasananya khusyu’ dan sunyi. Disini saya bisa memandang langit, melihat pohon-pohon dan merasakan hembusan angin. Selepas subuh saya bisa duduk di kolam atau gerbangnya untuk menikmati semburat fajar yang perlahan menjadi terang. Untuk orang yang menyukai alam, saya lebih mudah tersentuh dengan hal-hal seperti ini. Maskam tempatnya juga luass, jadi walaupun banyak orang nggak terasa sesak. Selain itu untuk sahur disediakan oleh panitia. Note: untuk i’tikaf selama 10 hari kita cuma bayar Rp 50.000,- kalau mau ikut per malam tinggal bayar Rp 5.000,- (mana ada masjid yang lebih kerakyatan dari ini? hoho…) Sebetulnya saya pengen nyobain i’tikaf di Masjid Nurul Ashri Deresan. Tapi sampai akhir ramadhan ternyata sudah pewe di Maskam, hehe..

Continue Reading