Waktu saya baca info kalau mas M. Arief Budiman bikin seminar creative presentation, saya sempat ragu mau ikut nggak ya… Tapi kata hati saya bilang, saya harus ikut karena kapan lagi ada acara kayak ini, apalagi mas Arief kalo presentasi keren banget. Saya pengen dapet ilmunya. Dan benar-lah setelah saya ikut seminarnya, saya merasa ‘Aha! ini lho yang tak cari-cari selama ini.’
Image from twitternya @mybothsides
Sambutan. Pidato. Wawancara. Menyampaikan pendapat dalam diskusi. Khotbah. Pengarahan. Tausiyah. Menyatakan cinta. Semua itu adalah presentasi.
I am the smartest person in this room
Saat presentasi kita harus mempunyai keyakinan bahwa kita adalah orang yg paling pinter di ruangan itu di dalam topik yg kita bawakan. Kalau anda harus presentasi skripsi di depan dosen maka anda harus yakin anda adalah yang paling ngerti tentang skripsi itu daripada yang lain. Kalau anda sedang presentasi melamar calon istri di depan mertua, maka anda harus yakin bahwa anda adalah orang yang tidak mungkin ditolak oleh calon mertua.
“Percaya diri adalah modal utama untuk sukses presentasi. Tak peduli Jika Anda harus bicara di depan ratusan audiens yang semuanya profesor, Anda lah yang paling pintar dalam topik yang anda bawakan”.
A great presenter is a great storyteller
(Pidato dalam memperingati Hardiknas)
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dalam sebuah perjalanan saya dari Rembang menuju Jogja saya naik motor, waktu itu saya menempuh rute lewat Blora. Dalam perjalanan melewati Blora ada jalan bercabang ke kanan dan ke kiri.
Ada kawasan yang namanya Randubelatung. Ada anak SD 2 orang menghentikan jalan. Saya pikir di belakang saya ada bis, jadi saya terus. Beberapa waktu kemudian ada lagi anak
……. (cerita anak SD)
Tausyiah menjadi tidak menarik karena orang sudah tahu kalau bulan puasa, ayatnya itu2 aja. “Dan diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelumkamu”… Trus ngopo Pak Kiai? Orang suka dengan cerita-cerita yg dekat. Orang tidak suka ada sambutan yang terhormatnya sampai 15 menit. Yang terhoramat….. Yang terhormat….panjang sekali. Begitu yang terhormatnya sudah selesai audiencenya tinggal setengah.
Cerita yang otentik, yang kita bawa biasanya akan menyentuh orang karena ini tidak bisa didapatkan oleh orang lain. Modal bagi seorang presenter adalah hiduplah dengan cara yang kaya. Supaya kita punya bahan cerita yang otentik. Kalau hidup kita biasa2 aja, maka kemungkinan cerita kita akan banyak miripnya dengan orang lain. Akhirnya orang tidak terinspirasi. Anda bisa kutip buku ini, anda bisa kutip buku itu dan celakanya kalau orang tau buku yg anda kutip itu. Keotentikan dibangun dari pengalaman hidup yang kaya. Dan itu tidak bisa diwakilkan. Anda harus mencoba sendiri.
Kalau saya cuma punya 1 slide untuk mempresentasikan presentasi yg bagus itu seperti apa, saya hanya pakai 1 slide saja “A great presenter is great storyteller“
Keunggulan kita sebagai bangsa melayu adalah kita mempunyai banyak cerita. Makanya gosip, entertaiment itu laku, walaupun itu cerita yg buruk. Apalagi cerita yang bagus, harusnya jauh lebih laku. Presentasi yg hanya bicara teknis dan kering apalagi tidak bermanfaat bagi audience itu pasti akan jadi presentasi yg akan ditinggalkan. Kalau kita tidak berhati-hati maka presentasi bisa jadi sesuatu yang menyiksa bagi audience.
The Art of Opening
Pembukaan adalah sesuatu yang sangat penting. Konsep yang paling sederhana kalau membuat presentasi adalah cobalah berpikir seperti membuat sebuah film. Kalau pembukaannya tidak bagus atau tidak menarik, maka seluruh isi presentasi itu kemungkinan tidak akan menggugah orang.Sebuah film bisa dikatakan bagus atau tidak, pertaruhannya adalah di 5 menit pertama. Kalau 5 menit pertamanya gagal maka kemungkinan film itu juga tidak menarik.
Yang paling pinter dalam menerapkan teknik ini adalah Ustadz Yusuf Mansur. Kalau dia pengajian asholatu nya tidak panjang. Dia akan menemukan suatu kalimat atau suatu cerita yang dekat dengan audience. Misalnya:
“Assalamu’alaikum. Asholatu wa salam…. Setiap orang pasti punya masalah karena tidak ada orang hidup yg tidak punya masalah. Ada yang punya ATM tapi tidak punya uang. Ada juga yg masalahnya punya uang banyak tapi nggak bisa pakai. Islam hadir untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan-permasalahan itu”.
Orang langsung dengerin, iya ya… Jadi pengajian itu bukan cuma disuruh sholat, puasa, zakat, tapi sama ustadznya juga dibantu untuk menyelesaikan permasalahan2nya itu. Orang langsung merasa dekat. Lalu dia akan menceritakan true story apa yang terjadi ketika orang bersedekah.
Pembukaan adalah pintu masuk audiens ke dalam presentasi kita. Bawa audiens ke dalam suasana yang kita harapkan. Berikan sesuatu yang shocking di depan. Pembukaan adalah kunci, jika anda dapat perhatian audiens, maka Anda akan membuat presentasi itu sukses.
Bukan Bikin Slidenya Dulu
Yang terpenting yang harus disiapkan oleh seorang presenter adalah konsep ceritanya dulu. Yang mau disampaikan itu apa? Kalau tidak nanti ngomong ngalor ngidul kemana-mana. Dan ketika kita selesai ngomong, nanti audience akan bilang ‘Bapaknya ini mau ngomong apa toh?’ Makin simpel konsep, maka presentasi kita makin menarik.
Kalau Desainnya mau pake software apa itu jadi pertimbangan ke sekian setelah dapat konsepnya. Intinya: Makin simpel konsep itu maka presentasi kita makin menarik.
Backgroundnya adalah karena hidup kita itu sebetulnya sudah ruwet. One message akan bertahan lebih lama daripada two message. Two message lebih bertahan lebih lama dari three message. Semakin banyak message yg kita sampaikan semakin tidak bisa ditangkap orang.
Audience kita itu sama sperti kiper. Ditendang 1 bola aja belum tentu ketangkep. Padahal kalau tidak tertangkap maka itu akan menjadi presentasi yang sia-sia. Jangan sampai jamaah berpikir bahwa kultum yg artinya kuliah 7 menit itu menjadi kuliah 7 tahun karena nggak selesai2, nggak nyampe2 messagenya. Jadi Kosep itu adalah what to say. Kita itu pengen ngomong apa. Setelah itu baru kita cari cara how to say.
Kalau dalam film ada yang namanya pembukaan, lalu konflik memuncak, dan closing
Urut-urutannya pertama kita tentukan Whatnya apa, tujuannya apa. Kita pengen audience pulang bawa apa sih? Yang kedua menyusun alur cerita yg kita sampaikan. Dibeberapa film ada yang konfliknya di depan. Misalnya Film die hard. Yang ketiga menciptakan keunikan. Keunikan ini adalah sesuatu yang kita rencanakan untuk dibawa pulang oleh audience karena berbeda dari hal-hal yg lain. Keempat, sebisa mungkin keunikan itu bukan sekedar beda tapi juga menginspirasi orang.
Cerita berhenti di Randubelatung kemungkinan bisa jadi cerita yg unik karena tidak banyakk orang mengalami. Dan bisa jadi cerita yang meginspirasi karena berhubungan dengan anak2 semester 1 yg kuliahnya males2an karena dia anak orang kaya. Jadi menghubungkan konteks itu yang penting.
Bikin sketch, corat-coret, tuliskan. Jangan dekati komputer sebelum menemukan konsep/ide yang akan dipresentasikan.
Desainnya? Gampanglah itu di jaman sekarang dengan aplikasi komputer yang udah canggih.
Softwarenya? Tak harus adobe acrobat, illustrator, flash atau keynote. Pakai powerpoint pun bisa kok.
Jadi anda bikin corat=coret apa yg ingin kita sampaikan, tulis disini semua, ga usah diurutin. Misal, saya akan cerita tentang kesabaran. Saya akan cerita tentang orang beruntung. Post-it ini nanti dituker-tuker, urut2annya dituker2 seperti kita mau mengatur alur cerita. Diatur ceritanya sehingga menjadi cerita logis & menarik. Setelah ini selesai (60%) baru pindah ke powerpoint.
Banyak orang langsung ke powerpoint. Lalu bingung mau ngomong apa ya…. lalu googling masuk2in powerpoint, trus berangkat presentasi. Padahal seharusnya tidak begitu.
Desain itu porsinya 20%. Setelah itu persiapan untuk ngomongnya (20% juga). Banyak orang berpikir tinggal ngomong aja kok. Padahal kalau tidak latihan cara ngomongnya ya tidak akan maksimal. Semakin banyak ngomong semakin bagus. Bedanya presenter top sama nggak top: kalau presenter top slide ke 1 sudah tahu saya ngomong apa, slide 2 saya ngomong apa, kalau slide ke 5 macet saya musti ngapain.
Saya akan cerita behind the scene gimana Bung Karno latihan:
Saat itu Bung Karno masih kelas 1 SMP umurnya sekitar 12-13 th. dia dikirim orang tuanya untuk ngekost di tempat HOS Cokroaminoto. Beliau ini dulu pemilik kost sekarang bisnisnya pemilik beberapa ruas jalan.
Setiap tengah malam menjelang pagi Soekarno kecil naik meja dan mulai berpidato yg temanya mengusir penjajah. Nggak ada yg nonton. Teman2 sebelahnya merasa sanat terganggu. Orang2 sebelahnya tidak tahu bahwa nanti, 45 tahun setelah itu kalau Bung Karno pidato jam 4 sore, jam 8 pagi alun2 sudah penuh. Nyari tempat untuk dengerin pidatonya aja susah. Orang kan nggak tau future.
Orang tahunya kalau Steve Jobs presentasi bagus aja. Padahal Steve Jobs kalau mau presentasi launching produknya Apple, minimal gladi bersihnya 7 hari. H-7 setiap hari dia ngurusin ligghting, ngurusi kapan produknya keluar, saya musti ngomong apa dan lain sebagainya. Sampai dia meninggal tahun 2011, hari terakhir dia presentasi dia masih 3 hari full gladi bersih memastikan semuanya perfect. Itu orang yg jago. Yang kayak kita harusnya gladi bersihnya 3 tahun.
Be Passionate!
Nyalakan hasrat. Pancarkan energi positif
Yang tidak bisa dipelajari dari teori salah satunya adalah menunjukkan passion. Contoh passion: Pidatonya Bung Karno.
Dengan peribahasa yang sangat hiperbolik dia bilang laksana 40 th tidak ketemu. Trus nyampein salam ke tukang becak. Kesannya kayak kita itu mau nyerang bangsa mana gitu. Salah satu kelebihan Bung Karno adalah dia bisa membuat sesuatu yang sederhana menjadi sesuatu luar biasa. Dan itu yg tidak dimiliki semua orang.
Kenali audience, Kenali benar-benar
Pentingnya mengenali audience. Kalau kita tidak mengenali audience, maka kemungkinan untuk crash akan lebih besar. Pernah denger launching Buku Word of mouth? yang dikirimi peti mati ternyata salah satunya anaknya habis meninggal dunia.
Apa yang audience harapkan dari presentasi anda? Audiens menyukai cerita sehari-hari. tentang anda. Kisah yang nyata.
Jangan berpikir orang teknik suka mendengarkan angka2. Semua orang suka mendengarkan cerita yg dekat dengan dia. Para Kyai itu banyak gagal karena dia menyampaikan cerita yg dia sukai supaya orang melihat bahwa dia adalah orang ahli di bidang itu. Tapi dia tidak memperhatikan apa masalah sesungguhnya jamaah.
Mari Bicara Design
Anda bisa bandingkan presentasinya Microsoft dan Apple. Yang Microsoft biasanya datanya banyak dan orang melihatnya pusing. Yang Apple biasanya datanya simple sehingga orang bisa langsung lihat.
Banyak orang berpikir bahwa kesederahananan itu adalah sesuati yg membosankan. Tp kalau temen 2 lihat dari depan sampai kesini, seharusnya kita bisa membedakan mana yang disebut konsistensi dan mana yang disebut sbg sekedar menggunakan banyak elemen.
Bill Gates, salah satu orang terkaya di dunia, dia membuat slide dengan teknik yg perlu banyak layer menggunakan Photoshop. Cuma apakah ini membuat dia terlihat lebih cerdas dengan slide banyak elemen? Anda tdk perlu memikirkan secara logika, Anda hanya perlu merasakan saja, kira2 Kalau saya melihat seorang presenter seperti itu saya merasa tertarik nggak?. Dan kalau saya jadi presenter orang melihat saya pakai background seperti itu akan tetap merarik nggak?
Steve Jobs menatanya dengan cara yg sangat berbeda. Apa bedanya? Yang satu, Bill Gates menyerahkan semua keterangan ilustrasi itu ke desain. Sementara Steve Jobs menaruh elemen paling penting di desain, yaitu penjelasan atas elemen itu dia diceritakan sendiri. Slide-nya Bill Gates dikasih penjelasan lengkap, sementara slidenya Steve Jobs kalau nggak ada yg njelasin kita nggak tahu.
Presenter yg bagus itu yg bisa menunjukkan kalau dia berfungsi sbg seorang presenter. Lha kalau udah dijelasin semuanya di layar ngapain ada di situ? Coba kalau Bill Gatesnya dihilangi. Kita masih bisa ngerti o maksudnya itu turunannya. Coba kalau Steve Jobs-nya dihilangin, kita nggak tau ini nanti mau ngomong apa. Ini nanti bisa dibelokin kemana saja.
Jadi semua elemen ini, semua huruf itu, dibawa sendiri oleh Steve Jobs untuk disampaikan langsung kepada audience. Dan itu adalah cara untuk membuat presentasi kita menjadi sederhana. Bukan hanya sekedar kelihatan sederhana tetapi memang sederhana dari sononya. Dan itu butuh satu layer tingkat kecerdasan yg lebih tinggi daripada sekedar memindahkan materi ke dalam slide. Tapi memang data yg simpel berasal dari materi yg complicated. Jadi butuh satu effort lagi untuk mengkonversi data yang rumit itu menjadi data yang sederhana. Yang paling gampang data excel itu taruh aja di powerpoint lalu selesai. Tapi itu tidak membuat orang lain senang.
Slide Steve jobs mikirnya lebih lama meskipun bikin slidenya lebih gampang. Slidenya Bill gates mikirnya lebih sedikit tapi bikin slidenya lebih lama.
Unik, selalu mencoba hal-hal baru
Unik, Selalu Mencoba Hal-Hal Baru
Dalam hubungannya dgn presentasi ada teknik yg mmg pokok musti dipegang tp ada teknik yg harus dikembangkan oleh presenter. Ini bapaknya agak bodoh untuk membuat slide tapi cukup pinter untuk membuat cerita.
Bill gates ini diundang untuk penggalangan dana bagi orang kaya di amerika dalam rangka pemberantasan malaria. Dia nggak bawa slide, nggak bawa macem2. Dia naik ke atas panggung Cuma bawa toples.
Dan berkata “Saya kemaren baru pulang dari afrika. Di afrika ada 100 orang meninggal per hari karena nyamuk malaria. Nyamuknya cukup ganas, cukup digit sekali dan kalau tidak ditangani orang akan meninggal.”
Lalu Bill Gates melepas nyamuk dalam toples tersebut. Suasana menjadi panik, orang-orang berlarian menyelamatkan diri.Setelah itu Bill Gates berkata, “Anda tidak perlu takut karena racun dalam nyamuk itu sudah dinetralisir oleh Yayasan Bill & Mellinda Gates”
Presentasi untuk Menjual Ide (Joker Tips)
Bagaimana menggunakan presentasi untuk menjual ide kreatif kita? Ada satu contoh yg tidak lazim. Contoh ini menggambarkan secara tepat bagaimana menjual ide, gagasan atau produk kita dengan cara yg tidak lazim.
Film Batman The Dark Knight.
Joker menyembunyikan pensil. Itu sebuah atraksi yang sebetulnya untuk menunjukkan bahwa dia datang kesini itu juga punya keahlian. Menyembunyikan pensil di kepala orang. Dan itu pula yg harus kita lakukan kalau kita melakukan presentasi. Yang pertama kalau perusahaan biasanya ngasih credential atau portofolio buat menunjukkan kalau kita bisa mengerjakan pekerjaan yg akan ditawarkan.
Yang kedua harus cukup cerdas untuk mengidentifikasi masalah klien yg sesungguhnya. Tadi dia bilang gini kan “Hei kamu, saya tahu kenapa kalian para mafia rapatnya siang2? Masak mafia rapatnya siang2? Keberaniannya mana? Kalau mafia mau keren ya rapatnya malam2. Tapi saya tahu kenapa kalian rapatnya siang2, karena kalian semua takut kan sama batman?” (identifikasi masalah)
Berikan solusi yg terbaik: “Solusinya gampang, kenapa batman tdk kamu bunuh sekalian?”
Lalu berikan manfaat: “Kalau batmannya bisa kita bunuh, kalian bisa rapat mafia secara gagah”. Bukankah ibu2 PKK itu rapatnya siang2? Buatlah klien yakin kalau solusi anda bener2 pas dan bisa dipercaya.
Joker datang ke markas mafia sendirian, musuhnya banyak. Begitu satu mafia berdiri, yg lainnya juga berdiri. “Untuk lawan cecunguk yg banyak seperti kalian aja saya bisa, apalagi Batman yg cuma sendiri.” Berikan penawaran yg tidak mungkin ditolak. Sesimpel ini. tapi itu perlu practice, perlu dicoba.
Joker Tips:
1) Buktikan bahwa anda capable 2) Identifikasi masalah klien
3) Berikan solusi yang terbaik 4) Tunjukkan manfaat nyata buat klien
5) Buat klien yakin pada anda & solusi anda 6) Berikan penawaran yang tak mungkin ditolak
The Art of Ending
Presentasi yang diakhiri dengan “Terimakasih atas waktu dan kesempatannya. Kami atas nama panitia mohon maaf kalau ada kekurangan dan kesalahan. Kami sebagai manusia tempatnya salah dan lupa. Semua kelebihan itu adalah dari Allah dan kesalahan adalah bagian dari kami sebagai manusia biasa. Wabillahi taufik wal hidayah wassalamu alaikum wr.wb”
Sejak jaman nabi adam juga sudah begitu. Nggak salah. Tapi selalu ada cara untuk membuat yang seperti itu bisa menjadi lebih menarik.
Salah satunya, ada seorang ustadz yang menutup pengajian dengan berkata, “Hari ini kita sudah mengaji tentang sedekah, tentang berbakti pada orang tua. Tapi saya baru ingat, tadi ada yg belum saya ceritakan. Tadi pagi ada kawan menelpon saya. Namanya Taufik. Nama legkapnya wa billahi taufik wal hidayah wassalamu’alaikum warahmatulahi wabarakaatuh.“ Ini lumayan. Rada orisinal. Wa billahi taufiknya dapet pahalanya, tapi pembukaannya bahwa namanya taufik itu menarik.
Contoh lain: “Jika ada kelebihan dari apa yang saya sampaikan, semua itu dari allah, kalau salah itu semua milik PKS karena dia harus selalu disalahkan. Wassalamu’alaikum wr.wb” Itu jg lumayan, bukan karena PKSnya, tp karena ada sesuatu yg kita tuing, sehingga jadi beda.
Atau gini: “Kami atas nama panitia, mengucapkan terimakasih untuk semua dukungan untuk acara ini, kalau ada kesalahan2 insya allah kami akan minta maaf nanti kalau lebaran. Wassalamu’alaikum wr.wb” Itu juga bisa tuing maksudnya biar orang bisa melihatnya rada beda.
Jadi ending untuk meninggalkan sebuah kesan itu kita perlukan supaya orang bisa mengingat pesan. Yg paling menyedihkan adalah orang yg membacakan sambutan dari pimpinannya. Sudah membawa sambutan dan disitu cuma membacakan dan tidak berani berimprovisasi. “Jadi saya akan sampaikan sambutan Bapak Gubernur yang karena ada suatu keperluan beliau tidak dapat menghadiri acara ini sehingga mewakilkannya kepada saya. Saya juga sebenarnya tidak siap karena baru dikasih tahu tadi pagi dan disuruh langsung datang kesini.” Kalau dengar kayak gitu kan orang yangg melihatnya makin males, karena yg ngomong juga nggak ikhlas. Habis itu ngomongnya dataar. “Yang kami hormati bapak kapolda….” sampai selesai.
Memulai presentasi, membuatnya mencapai satu titik puncak sehingga audience tertarik lalu ending. Kalau Bung karno endingnya nggak diturunin, tapi dinaikkin. Itu adalah salah satu cara agar orang masih pengen dengerin.
Mengakhiri presentasi adalah seni. Tanpa ending yang kuat, sebuah presentasi akan berlalu seperti kapal di tengah lautan yang gelap.
Laksana cerita sudah mencapai puncak ketegangannya dan audiens sudah menunggu dengan harap-harap cemas apa yang akan terjadi selanjutnya dan… zapp!
All Image from Creative Presentation’s Slide-nya M. Arief Budiman
4 Comments
Mba yang ini menarik, tapi dowo banget, besok kalo ketemu ak minta dicritain aja sm kamu yah, wakakkakakak….
Komentku, rumus pertama itu asline ak udh paham bgt dan tau dari dulu, hanya saja kalo ngomong di depan doktor at prof UGM, asli ak mengkeret ajahhh…..
Jadi storyteller, wah nek ini ketokmen hobi…, ngga berat2 amat utk diterapkan, waakakka….
Bikin konsep dulu, bukan slidenya dulu. Yang ini juga udh nyadar dan ngedong dri dulu, cuman kadang waktune mepet, maka jadilah slide sejadi-jadinya…hohooho….(ilmu bandung bondowoso coy…)
Memang yah, jangan pikir org2 yang tampil hebat dan mempesona itu semata-mata karena memang bakat dari sononya, persiapan detail dan menyeluruh lebih menentukan saya rasa…..
wkwkwk…jadi kesimpulane awakmu ki sakjane ngerti ning ra diterapke ngono??? hahaha….
njenengan ki ancen genuine lucu tenanan, tulisan yg jujur sederhana, tapi inspiratif mudah dipahami oleh orang krn menggunakan “common ground”.. salam kenal mbak Heni.. 😀
salam kenal mas/mbak tata 😀