Setelah membaca 9 buku seri Laura Ingalls Wilder, saya seperti terlempar ke era agriculture di akhir tahun 1800 an, masa dimana masyarakat hidup dari hasil pertanian. Dan peralihan dari era agriculture ke era industri di awal tahun 1900 an dimana sektor industri mulai berkembang menggantikan sektor pertanian. Menarik sekali mengamati perkembangan kehidupan manusia yang begitu cepat. Juga jumlah penduduk -yang menurut Teori Malthus- bertambah mengikuti deret geometri. Tak terasa, di tahun 2016 ini kita sedang berada di peralihan antara era Informasi ke era Konseptual.Hey…era konseptual?
Chindōgu means unusual (chin) tool (dōgu). Chindōgu is the Japanese art of inventing ingenious everyday gadgets that, on the face of it, seem like an ideal solution to a particular problem.
(Wikipedia)
Chindogu adalah benda-benda yang ‘tidak biasa’, yang sebetulnya berguna dalam keseharian walaupun ribet kalau dipakai.
Misalnya gambar di atas ini. Benda ini berguna kalau kita lagi flu, tapi apa ya kita mau bawa-bawa beginian kemana-mana? 😀 Walau chindogu tidak selalu praktis dan bermanfaat, tapi chindogu ini merupakan suatu cara untuk melahirkan inovasi, sekaligus melatih kreativitas.
Ini adalah openingnya Creative Pinasthika 2013 yg dibuka sama Chairmannya, mas Arief Budiman (@mybothsides). Saya posting karena openingnya keren banget. Tema Pinasthika 2013 ini adalahThe Creators.
Every Creator has behind scene. Di dalam diri kita sudah ada unsur-unsur creator.
Seorang Creator tidak akan memasang karyanya di billboard, tetapi seorang creator akan memasang karyanya di hati setiap orang yang menikmati karyanya. Seorang Creator tidak perlu berpenampilan sempurna. Seorang Creator tidak perlu memakai baju yang mahal karena yang paling mahal bagi seorang creator adalah PASSIONNYA untuk membuat kehidupan di sekitarnya menjadi lebih baik. Seorang Creator tidak perlu kesempurnaan untuk menciptakan sesuatu yang mungkin akan mengubah dunia.
Yang diperlukan seorang creator adalah rasa frustasi. Yang diperlukan seorang creator adalah musuh yang sangat sulit untuk ditakhlukkan. Yang diperlukan seorang creator adalah fitnah, orang yang hobynya menuduh. Yang diperlukan seorang creator adalah orang yang hobinya memberi penonton Indonesia berbagai tontonan yang tidak mendidik. Itu justru adalah bahan bakar yang paling sempurna bagi lahirnya seorang creator.
Creator Indonesia Merdeka, Bung Karno, menandatangani naskah proklamasi dengan bolpen pinjaman, dalam kondisi sakit malaria yang akut, demam dan panas yang tinggi. Dan dalam proklamasi kemerdekaan itu terdapat cacat yang sangat fatal yang baru ditemukan pada sore harinya. Yaitu bahwa negara belum bisa dinyatakan merdeka bila negara itu tidak memiliki presiden. Dan pada saat Indonesia Proklamasi, kita tidak pernah memiliki presiden.
Kelebihan dan yang saya suka dari Crash Course Creativity adalah kita harus membuat team, worldwide, dan berkolaborasi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Saya sudah 2 periode ikut Crash Course ini, jadi sudah lumanyan mengalami punya beberapa team.
Di Crash Course Creativity yang pertama, akhir 2012 kemaren Team ditentukan oleh Standford. Team ini dibentuk berdasarkan kesamaan negara atau kedekatan wilayahnya. Team Pertama saya bernama Team Indonesia Raya. Jumlah anggotanya ada 5 orang. Tiga orang dari Jakarta, 1 Jogya (saya, hehe) dan 1 orang dari Palu Sulawesi. Kami berkomunikasi lewat Whatsapp.
Wakakaka….apa-apaan nich? Jangankan kamu, gw aja ketawa ketiwi waktu buat nich cover 😀
Cover ini dibuat untuk First AssignmentCrash Course Creativity.
Di tugas pertama, kita disuruh buat cover autobiography kita, sama tulisan singkat bio penulisnya. Bagus juga yah idenya, kalo kita mau kenalan tinggal dikasih link autobiography ini aja. O, iya tulisan bio lengkapnya ada di bawah ini (click to enlarge).
Pas selesai bikin cover sama bio ini saya jadi mikir, mungkin nggak ya besok saya bikin buku autobiography beneran? ….. Yah, kita lihat dan doakan saja teman-teman 😀
Sudah maen Game Jokowi-Ahok? Kalo belum ada baiknya anda mencoba, apalagi kalau anda adalah game mania. Game yang berjudul “Selamatkan Jakarta” ini cukup menghibur, edukatif dan juga kreatif. Game ini bisa dimainkan di http://www.metric-design.com/game atau lewat Facebook dihttps://apps.facebook.com/selamatkanjakarta/Sedangkan versi offlinenya bisa didownload di sini
Game yang terdiri dari 30 level ini mirip-mirip sama angry birds. Tokoh utama dalam game ini adalah Jokowi yang bertindak sebagai penyelamat Jakarta, yang akan menyelamatkan jakarta dari: Oknum pejabat, Pengusaha Hitam, Preman, serta sampah. Setelah menyelesaikan satu level akan ada kalimat-kalimat kampanye seperti “Rapikan Birokrasi”, atau “100% Bersih 100% transparant 100% profesional” dan lain sebagainya.
Menurut saya ini adalah model kampanye yang cerdas dan kreatif karena:
Satu, kita semua tahulah sekarang sudah jamannya komputer dan internet. Model model kampanye mulai bergeser dari televisi menjadi media Internet, atau bisa juga dikatakan sebagai kampanye 2.0 😀 Penggunaan internet sebagai alat kampanye tidak lagi hanya sekedar facebook, twitter atau youtube, tetapi juga ke media lain seperti game.
Dua, Bukan hanya warga jakarta saja yang bisa menikmati game-nya tetapi juga warga non jakarta yang notabene tidak ikut dalam pilkada jakarta juga ikut menikmati kampanye model baru ini.
Tiga, cukup efektif untuk menyampaikan pesan: Apa sih program-program anda? *sesi yang biasanya bikin kita ngantuk*
Lalu bagaimana game-nya cukup mudah-kah? Kalau dibilang mudah nggak juga, game ini cukup sulit. Tapi bagus juga karena sulit, orang akan mencari komunitas yang membahas tentang penyelesaian game ini entah di forum online seperti kaskus, forum detik, atau di offline, jadi Buzz Marketing juga kan? Saya sendiri sempat stuck 2 kali di level 16 dan level 24.
Tetapii….setelah main game 2 malam akhirnya…
Tarraaa………
Saya bisa menyelesaikan ke-30 levelnya. Resepnya? Tidak Menyerah, itu aja.