Sholat Idul Adha di Gumuk Pasir Parangkusumo

Ingin merasakan sholat idul adha di padang pasir? Datang aja ke Gumuk Pasir Parangkusumo

Idul adha kali ini cukup berkesan buat saya, karenaa….yeayy!! kesampaian juga sholat id di padang pasir. Dari tahun kemaren saya pengen ngerasain sholat idul adha disini, apalagi idul adha identik dengan wukuf arafah sebagai puncak ibadah haji. Jadi biar taste arafahnya lebih ngena gitu. Selain itu semoga bisa jadi doa agar diundang Allah ke tanah suci untuk wukuf beneran di Padang Arafah. aamiin.

Demi mewujudkan keinginan ‘sholat di padang pasir’, pagi-pagi sekali tanggal 10 Dzulhijah 1437 H, saya dan adik sepupu berangkat dari rumah jam 05.15. Oya Gumuk Pasir tempat sholat id dilaksanakan terletak di dekat Pantai Parangkusumo, sekitar 30 km dari pusat kota Yogyakarta. Akses ke lokasi cukup mudah. Dari jalan Parangtritis terus aja ke selatan. Gerbang loket parangtritis masih terus, nanti sampai losmen laras baru belok ke barat/kanan.

 Pagi itu jalanan sepi banget, sepertinya sepanjang jalan parangtritis cuma kita aja yang lewat. Hawa dingin sudah tidak begitu terasa karena kita pakai jaket dan sarung tangan. Perjalanan terhenti sejenak saat melewati jembatan Kretek, karena sunrisenya indaah banget. Terlalu sayang untuk tidak diabadikan 😀

sunriseSunrise di Jembatan Kretek, ah….terlalu indah…

Continue Reading

Tafsir Al Misbah QS.104: Al Humazah

Disclaimer: Tafsir Al Misbah oleh Prof. Quraish Shihab ini ditulis dari tayangan  Metro TV Bulan Ramadhan, November 2004

Al Humazahimage from: http://www.ummi-online.com

Surat Al Humazah terdiri atas 9 ayat. Merupakan surat makiyah yang diturunkan sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Ulama berpendapat surat ini adalah surat ke 31 yang diterima oleh Nabi.

1/ Wailul likulli humazatil lumazah
 Kecelakaan bagi setiap orang yang mengumpat dan mengejek.

Wail bisa berarti a/ kecelakaan. Bisa berarti b/ semacam siksa yang akan dialami di neraka (dikatakan ada lembah di neraka yang namanya wail). Bisa juga c/ semacam doa untuk jatuhnya kecelakaan pada seseorang.

Humazah berasal dari kata hamazah/hams yang artinya mendorong. Huruf hamzah juga keluar karena didorong. Dorongan2 negatif juga dinamai hamzah/hamazah. Hams dapat berarti dorongan secara fisik atau dorongan secara lidah/kata-kata. Kata-kata buruk dinamai hams.

Biasanya kata-kata buruk tentang orang lain terucap saat orang itu tidak ada. Sehingga humazah/hams diartikan sebagai fitnah/ghibah. Ghibah dari kata ghaib. Orangnya tidak ada tetapi disebut keburukannya. Nabi pernah ditanya “Bagaimana kalau memang dia buruk? Apakah tidak boleh saya sebut keburukannya” Kata Nabi “Itulah ghibah. Kalau dia tidak buruk, anda ceritakan keburukannya itu namanya bukhtan, kebohongan besar”

Jadi humazah dapat diterjemahkan sebagai  para pengumpat atau yang sering menceritakan keburukan orang.

Continue Reading

I’tikaf Ramadhan 1437 H

I’tikaf di penghujung ramadhan 1437 H kali ini menjadi pengalaman i’tikaf yang indah dan tak terlupakan. Dan berharap bisa i’tikaf lagi di ramadhan tahun depan dengan kualitas yg lebih baik. Aamiin.

Maskam UGM

Berawal dari tahun kemaren, saya hanya bisa i’tikaf 3 malam aja, saya merasa rada gelo. Kok cuma bisa i’tikaf 3 malam ya… dan bertekad semoga di ramadhan kali ini bisa beri’tikaf lebih baik lagi bukan cuma kuantitas, tapi juga secara kualitas.

Kalau untuk Tarawih saya paling cocok di Masjid Gedhe Kauman, maka untuk i’tikaf saya paling cocok di Masjid Kampus UGM. Saya merasa suasananya khusyu’ dan sunyi. Disini saya bisa memandang langit, melihat pohon-pohon dan merasakan hembusan angin. Selepas subuh saya bisa duduk di kolam atau gerbangnya untuk menikmati semburat fajar yang perlahan menjadi terang. Untuk orang yang menyukai alam, saya lebih mudah tersentuh dengan hal-hal seperti ini. Maskam tempatnya juga luass, jadi walaupun banyak orang nggak terasa sesak. Selain itu untuk sahur disediakan oleh panitia. Note: untuk i’tikaf selama 10 hari kita cuma bayar Rp 50.000,- kalau mau ikut per malam tinggal bayar Rp 5.000,- (mana ada masjid yang lebih kerakyatan dari ini? hoho…) Sebetulnya saya pengen nyobain i’tikaf di Masjid Nurul Ashri Deresan. Tapi sampai akhir ramadhan ternyata sudah pewe di Maskam, hehe..

Continue Reading

Takjil Gulai Kambing Masjid Gedhe Kauman

Tiap hari kamis di bulan ramadhan, takjil di Masjid Gedhe Kauman cukup istimewa, yaitu gulai kambing. Tradisi ini konon sudah berusia puluhan tahun, sejak Sri Sultan Hamengkubuwono VIII.

Hari kamis kedua  ramadhan tahun ini saya ikut takjilan di masjid gedhe. Bukan karena gulainya sih, tapi seneng aja dengan acara unik seperti ini. Seperti yang diduga, suasana ramai banget. Jam 16.30 masyarakat mulai berbondong-bondong mendatangi serambi masjid. Mulai dari anak kuliahan sampai bapak tukang becak, laki-laki perempuan, tua muda tumplek blek di masjid. Sembari menunggu bedug magrib, ada penceramah yang memberikan wejangan.

Takjil Masjid Gedhe

Sambil mendengarkan penceramah, saya jadi teringat tradisi sekaten yang digagas oleh Wali Songo. Pada jaman dahulu Sunan Kalijogo menabuh gamelan di alun-alun untuk menarik masyarakat agar datang. Tiket masuknya….tentu saja kalimat syahadat, “asyhadu an laa ilaaha ilallah, wa asyhadu anna muhammadar rasulullah” Itulah sebabnya simbah-simbah kita masuk islam. Wali Songo menggunakan sekaten ini sebagai sarana untuk memperkenalkan agama islam.

Saya rasa tidak jauh berbeda ketika saya melihat antusias masyarakat yang berbondong-bondong ke masjid gedhe. Dakwah bukan sekedar ceramah. Dakwah lewat kuliner, so why not? Saya jadi ingat ada beberapa masjid di Jogja yang menyediakan menu cukup mewah untuk berbuka puasa. Dan para pemburu takjil begitu antusias mendatangi masjid-masjid tersebut.

Continue Reading

Karena Cinta pada Allah

Dear My lovely future husband,

Semoga kita dipertemukan karena kecintaan kita kepada Allah,

Karena kecintaan kita kepada Rasulullah Muhammad SAW

Karena kecintaan kita kepada Ilmu dan kebaikan

Karena kecintaan kita pada Iman dan Islam

Dan kecintaan kita untuk beribadah kepada Allah dan memberikan yang terbaik dalam hidup ini, untuk menggapai Ridho-Nya,

Aamiin…

Jogja, 29 April 2012.

Continue Reading

Biar Tangan Menjadi Saksi Dzikir Kita

Ramadhan hari ke-28. Pagi menjelang siang saya bergegas menuju Masjid Gedhe Yogyakarta. Mau i’tikaf sambil ngademin hati juga raga. Masjid Gedhe yang dibangun sejak jaman Sri Sultan Hamengkubuwono I ini punya suasana yang nyaman dan oke punya.

Kemudian tiba waktu Dhuhur. Saya sholat berjamaah di samping seorang ibu. Selesai sholat saya meraih tasbih yang biasa saya pakai buat dzikir. Tiba-tiba ibu di samping saya itu menepuk tangan saya.

“Yang seperti ini nggak bisa dipertanggungjawabkan” kata beliau.

“Maksudnya?”, tanyaku

“Kalau mau dzikir pakai tangan aja,… Besok tangan kita akan bersaksi dipakai buat apa, dia akan bilang dipakai buat dzikir. Kalau butiran tasbih itu tidak bisa bersaksi”

“Besok mulut kita akan dikunci, lalu tangan yang akan menjadi saksi”

Lalu beliau berkata lagi, “Ini (sambil menunjukkan tangan kanannya) kalau dihitung jumlahnya pas 33″

Ah….iya juga ya. Thanks ibu 😀

Tasbih

Abdullah bin Amr ra berkata, “Ra-aytu rasulullahi ya’qidut tasbiiha bi yamiinihi” yang artinya “Aku melihat Rasulullah menghitung bacaan tasbih (dengan jari–jari) tangan kanannya” (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi)

Bahkan Nabi SAW memerintahkan para sahabat wanita menghitung : Subhaanallah, alhamdulillah dan mensucikan Allah dengan jari–jari, karena jari–jari akan ditanya dan diminta untuk berbicara (pada Hari Kiamat) (Hadits Hasan Riwayat Abu Dawud dan At Tirmidzi, dihasankan oleh Imam An Nawai dan Ibnu Hajar Al ‘Asqalani)

Continue Reading

Sunset, Sunrise dan Sholat

Punya hoby ke pantai dan ke gunung membuat saya juga rajin mengamati sunset dan sunrise. Yah apalagi keindahan pergi di kedua tempat itu selain untuk bisa mengagumi sunset dan sunrise yang begitu indahnya? Tetapi lama-lama saya tidak sekedar ingin menjadi penikmat, tapi ingin tahu lebih dalam lagi tentang fenomena alam ini, apalagi kalau dihubungkan dengan waktu sholat.

Waktu sholat berhubungan erat dengan peredaran semu matahari terhadap bumi. Atau posisi matahari terhadap horison. Buat kita yang tinggal di khatulistiwa: matahari terbit (bergerak) dari timur dan terbenam di barat.

Waktu Subuh dimulai sejak munculnya fajar shaddiq, yakni cahaya putih yang melintang di ufuk timur.

Kalau dalam ilmu astronomi, ketika matahari berada 18 derajat di bawah horizon maka di langit akan muncul cahaya putih yang disebut twilight. Saat itu merupakan batas akhir malam.

Twilight is the time between dawn and sunrise, or between sunset and dusk. (http://en.wikipedia.org/wiki/Twilight)

Twilight adalah waktu antara terbit fajar dengan terbit matahari. Pada saat twilight ini langit akan berangsur-angsur dari gelap menuju terang (tetapi matahari belum tampak). Twilight ini masih dibagi menjadi 3 yaitu: Astronomical Twilight, Nautical Twilight dan Sipil Twilight.

Waktu subuh berakhir saat piringan matahari nongol di horison. Pada saat matahari terbit kita tidak boleh mengerjakan sholat.

Continue Reading

Stairway to Heaven

Stairway_to_heaven_by_LeoRiq

..: Keadaan orang-orang yang memiliki hafalan al-Qur’an ketika dulu di dunia :..

—-

 Mereka diperintahkan oleh Allah untuk membaca al-Qur’an dengan tartil sambil menaiki tangga. Hanya saja mereka membacanya tidak dengan membaca mushaf, tapi dengan hafalan yang ia miliki. Semakin banyak hafalannya, maka semakin tinggi derajat surga yang ia peroleh. Oleh karena itu, tentu saja orang yang paling tinggi derajatnya adalah orang yang paling banyak hafalannya.

Picture from: http://leoriq.deviantart.com/art/Stairway-to-heaven-106057131

Continue Reading

When I Fall in Love….

Why fall?  … Kenapa dikatakan ‘jatuh’?

Bertahun-tahun saya bertanya-tanya dalam hati, kenapa sebutannya adalah jatuh? Apanya yang jatuh?

Sampai beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah postingan di Spiritual Sinergi Semesta, bahwa jatuh cinta adalah proses jatuhnya “rasa cinta” kepada mahluk. Seringkali rasa cinta ini jatuh sangat dalam bahkan lebih dalam dari rasa cinta pada Sang Pencipta.

Ketika kita sedang jatuh cinta, kita berada pada persimpangan yang rumit, karena seringkali kita tidak bisa mengontrol perasaan tersebut, apakah ini cinta karena Allah atau sekedar hawa nafsu.

Tetapi tahukah engkau sahabatku, bahwa Jatuh cinta kepada manusia bisa menjadi jalan tercepat menuju Cinta Tuhan. Cinta yang dalam kepada manusia (atau seseorang) bisa menjadi jalan tol menuju cinta Allah SWT.

Ketika cinta itu hadir, lupakan stimulatornya, tapi kembalilah kepada Inspiratornya. Semakin dalam cinta itu, semakin menusuk cinta itu, maka semakin besar peluang untuk dekat dengan Tuhan. Ketika cinta itu hadir, berikan cintamu pada semesta. Semakin dalam cinta dalam hati mu, berarti semakin banyak cinta yang dapat kau tebar ke semesta. Dan semakin banyak cinta yang diberikan maka akan semakin banyak cinta yg akan kembali padamu.

  Image: http://www.fbcoversite.com/thumbs/cute_love-t2.jpg

Continue Reading

KATA SAMBUTAN MENKES (ALM) DR. ENDANG RAHAYU DALAM PENERBITAN BUKU “BERDAMAI DENGAN KANKER” 13 APRIL 2011

***

“Saya sendiri” belum bisa disebut sebagai survivor kanker. Diagnose kanker paru stadium 4 baru ditegakkan 5 bulan yang lalu. Dan sampai kata sambutan ini saya tulis, saya masih berjuang untuk mengatasinya. Tetapi saya tidak bertanya “Why me ??”. Saya menganggap ini adalah salah satu anugerah dari Allah SWT. Sudah begitu banyak anugerah yang saya terima dalam hidup ini : hidup di negara yang indah, tidak dalam peperangan, diberi keluarga besar yang pandai-pandai, dengan sosial ekonomi lumayan, dianugerahi suami yang sangat sabar dan baik hati, dengan 2 putera dan 1 puteri yang alhamdulillah sehat, cerdas dan berbakti kepada orang tua.

Hidup saya penuh dengan kebahagiaan. ” So …. Why not? ” Mengapa tidak, Tuhan menganugerahi saya kanker paru ? Tuhan pasti mempunyai rencanaNya, yang belum saya ketahui, tetapi saya merasa SIAP untuk menjalankannya. Insya Allah. Setidaknya saya menjalani sendiri penderitaan yang dialami pasien kanker, sehingga bisa memperjuangkan program pengendalian kanker dengan lebih baik.

Bagi rekan-rekanku sesama penderita kanker dan para survivor, mari kita berbaik sangka kepada Allah. Kita terima semua anugerahNya dengan bersyukur. Sungguh, lamanya hidup tidaklah sepenting kualitas hidup itu sendiri. Mari lakukan sebaik-baiknya apa yang bisa kita lakukan hari ini. Kita lakukan dengan sepenuh hati. Dan jangan lupa, nyatakan perasaan kita kepada orang-orang yang kita sayangi. Bersyukurlah, kita masih diberi kesempatan untuk itu. “

Demikian penggalan kata sambutan Menteri Kesehatan RI dr Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH bertanggal 13 April 2011, yang ditulisnya menyambut penerbitan buku ” Berdamai dengan Kanker “. dI masa-masa beliau berjuang untuk melawan sel-sel kanker yang menggerogotinya, beliau masih bisa memberikan motivasi dan semangat untuk kebaikan masyarakat terutama mereka yg sedang berperang melawan kanker.

Selamat jalan dr Endang Rahayu Sedyaningsih, Semoga amal Ibadah beliau diterima disisiNya serta diampunkan semua dosa dan kesalahannya. Amin..

RT dari Konsul Dokter

Continue Reading