Setelah membaca 9 buku seri Laura Ingalls Wilder, saya seperti terlempar ke era agriculture di akhir tahun 1800 an, masa dimana masyarakat hidup dari hasil pertanian. Dan peralihan dari era agriculture ke era industri di awal tahun 1900 an dimana sektor industri mulai berkembang menggantikan sektor pertanian. Menarik sekali mengamati perkembangan kehidupan manusia yang begitu cepat. Juga jumlah penduduk -yang menurut Teori Malthus- bertambah mengikuti deret geometri. Tak terasa, di tahun 2016 ini kita sedang berada di peralihan antara era Informasi ke era Konseptual. Hey…era konseptual?
image from: http://www.modern8.com/the-move-to-the-conceptual-age/
Daniel Pink dalam bukunya yang berjudul “A Whole New Mind” menjelaskan ada 4 era yang sudah dilewati dalam kehidupan manusia. Era itu adalah:
1. Era Agriculture
Di era ini manusia memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bertani dan beternak.
2. Era Industri
Penemuan mesin uap oleh James Watt menandai dimulainya era industri. Penemuan mesin-mesin industri telah membuat banyak pekerjaan menjadi lebih cepat dan efisien. Banyak pabrik didirikan di era ini. Akibatnya banyak orang mulai meninggalkan sektor pertanian untuk bekerja di sektor industri.
Sekolah formal mulai muncul untuk memenuhi skill yang diperlukan di sektor industri. Dalam tatanan masyarakat juga muncul kelas kelas sosial. Dan sebagai akibatnya, muncul paham kapitalisme dan sosialisme.
3. Era Informasi
Era informasi dimulai sejak runtuhnya tembok Berlin pada tahun 1989. Di era ini masyarakat semakin memperoleh kemudahan mengakses informasi. Juga dengan adanya berbagai media mulai dari surat kabar, radio, televisi, sampai komputer dan internet. Hari ini informasi di belahan dunia manapun bisa cepat tersebar ke seluruh penjuru dunia dalam hitungan detik.
4. Era Konseptual
Setelah banyaknya informasi yang kita peroleh dengan mudah, maka sejak itu era informasi perlahan mulai berakhir dan digantikan oleh era konseptual. Informasi sudah tidak ada harganya lagi saking mudahnya didapat, yang berharga adalah cara memilihnya, cara menyajikannya, cara mengulasnya, cara membungkusnya dalam konsep. Di era ini ide dan konsep yang unik dan kreatif yang mempunyai nilai jual yang tinggi.
Masih menurut Daniel Pink, di era konseptual ini orang perlu mengasah 6 kecerdasan yaitu:
1. Bukan hanya fungsi tetapi juga DESAIN.
Dalam membuat produk, jasa dan layanan tidak semata berpikir tentang fungsional. Bukan lagi sekedar membuat sebuah alat yang bisa digunakan untuk mendengarkan berita dan musik bernama radio. Tapi lebih dari itu, kita perlu mendesain radio yang indah, unik dan menyentuh emosi, seperti Radio Magno. Kita perlu kapasitas untuk berpikir desain.
2. Bukan hanya argumen tetapi juga CERITA.
Jaman kita telah dibanjiri oleh berbagai informasi dan data. Tidak cukup lagi meyakinkan orang dengan menggunakan argumen. Kesadaran akan diri dan menciptakan cerita jauh lebih efektif dalam menyentuh emosi orang lain.
3. Bukan hanya fokus tetapi juga SIMPONI
Jaman industri dan informasi menuntut kita untuk fokus dan spesialisasi pada suatu bidang. Fokus tidak cukup lagi, kita dituntut mampu memandang gambaran besar dan mensintesakan berbagai sumber daya yang ada. Tidak cukup ahli di bidang fashion, tapi juga kemampuan mensinergikan dengan potensi lokal untuk menciptakan Jember Fashion Carnival.
4. Bukan hanya logis tetapi juga EMPATI
Dalam era setiap orang tehubungan dengan orang lain, tidak cukup logika yang melandasi hubungan tersebut. Kita dituntut mengasah empati kita untuk memahami emosi orang lain. Kemampuan untuk mendengarkan, menghargai dan merasakan apa yang dirasakan orang lain.
5. Bukan hanya keseriusan tetapi juga BERMAIN
Jaman industri dan informasi telah menuntut kita untuk bekerja serius dari pagi sampai malam. Keseriusan melahirkan efisiensi. Tapi jaman kreatif membutuhkan ide segar dari kita yang lahir justru ketika kita dalam keadaan bermain yang santai, relaks, dan penuh humor. Perhatikan saja kantor Google yang justru menyediakan banyak arena bermain.
6. Bukan hanya akumulasi tetapi juga MAKNA
Jaman industri dan informasi membuat orang berlomba-lomba mengakumulasikan hasil kerja atau kekayaan. Ketika kekayaan didapat, seringkali justru perasaan kosong yang lahir. Pada jaman kreatif, orang-orang akan mengimbangi dengan upaya mengejar hasrat agar lebih berarti seperti gerakan sosial yang lahirkan makna hidup dan gerakan spiritualitas.