I’tikaf Ramadhan 1437 H

I’tikaf di penghujung ramadhan 1437 H kali ini menjadi pengalaman i’tikaf yang indah dan tak terlupakan. Dan berharap bisa i’tikaf lagi di ramadhan tahun depan dengan kualitas yg lebih baik. Aamiin.

Maskam UGM

Berawal dari tahun kemaren, saya hanya bisa i’tikaf 3 malam aja, saya merasa rada gelo. Kok cuma bisa i’tikaf 3 malam ya… dan bertekad semoga di ramadhan kali ini bisa beri’tikaf lebih baik lagi bukan cuma kuantitas, tapi juga secara kualitas.

Kalau untuk Tarawih saya paling cocok di Masjid Gedhe Kauman, maka untuk i’tikaf saya paling cocok di Masjid Kampus UGM. Saya merasa suasananya khusyu’ dan sunyi. Disini saya bisa memandang langit, melihat pohon-pohon dan merasakan hembusan angin. Selepas subuh saya bisa duduk di kolam atau gerbangnya untuk menikmati semburat fajar yang perlahan menjadi terang. Untuk orang yang menyukai alam, saya lebih mudah tersentuh dengan hal-hal seperti ini. Maskam tempatnya juga luass, jadi walaupun banyak orang nggak terasa sesak. Selain itu untuk sahur disediakan oleh panitia. Note: untuk i’tikaf selama 10 hari kita cuma bayar Rp 50.000,- kalau mau ikut per malam tinggal bayar Rp 5.000,- (mana ada masjid yang lebih kerakyatan dari ini? hoho…) Sebetulnya saya pengen nyobain i’tikaf di Masjid Nurul Ashri Deresan. Tapi sampai akhir ramadhan ternyata sudah pewe di Maskam, hehe..

Perlengkapan I’tikaf

perlengkapan i'tikaf

Karena saya i’tikafnya cuma malam aja, jadi perlengkapan yg saya bawa nggak banyak, antara lain:

1. Perlengkapan Ibadah: Sajadah, Mukena & Mushaf Al Qur’an. Buku agama. Buku tulis & Ballpoint untuk mencatat hal penting.

2. Perlengkapan Tidur: Sleeping Bag, Sarung, Bantal Tiup, Jaket

3. Aqua sesuai kebutuhan. Kadang2 bawa kurma.

4. Sikat, Odol, Tissue Basah & Tissue Kering

5. Gadget & printilannya macam powerbank, colokan, router, dsb.

Udah itu aja taroh di tas, trus nggak usah dibongkar2. Jadi sehabis buka puasa langsung nyamber tas & kabur ke Maskam. Kecuali mushaf & gadget yang sering dikeluarkan.

I’tikaf ngapain aja?

Alhamdulillahnya saya i’tikaf disini bareng anak2 SAMARA seperti: Mbak Yusi, Mbak Arumi, Mbak Siti. Ada juga Mbak Dewi juga yg jauh2 dari Sragen untuk i’tikaf disini. Ini juga salah satu point kenapa saya suka di maskam. Banyak teman.

Biasanya saya datang sebelum Sholat Isya. Lalu sekalian sholat isya dan tawawih disini. Selesai tarawih ngapling tempat buat naroh tas. Tempat favorit saya ada di sebelah selatan. O ya untuk putri tempat sholat juga i’tikaf ada di lantai 2. Lantai 2 Masjid Kampus ini berbentuk huruf U. Di sisi utara dan sisi selatan ada karpet yang bisa digunakan untuk tidur. Ada beberapa orang yang membawa karpet atau kasur busa sendiri.

Banyak amalan-amalan yg bisa dilakukan saat i’tikaf antara lain:

Nikmatnya i’tikaf adalah disaat malam yang sunyi hanya ada Aku dan Allah. Semalaman cuma fokus untuk ibadah. Mengerjakan sholat sunah mulai dari tarawih, witir, taubat, tahajud, hajat dan istikharah. Tadarus Al Qur’an yang semalaman bisa dapet 2-3 juz (padahal kalo di rumah boro-boro sampe segitu). Berdoa di keheningan malam. Apalagi kalau malam itu adalah malam Lailatul Qadr. Untuk doa ini salah satunya adalah saya ingin melaksanakan akad nikah di masjid ini. Aamiin, insyaa Allah. Tetapi….dari semua itu yang terpenting adalah banyak2 memohon ampunan Allah. Karena segala macam kesulitan, permasalahan dalam hidup disebabkan karena dosa. I’tikaf adalah momen untuk mengejar ampunan Allah. Ada doa yang diajarkan oleh Rasulullah jika kita bertemu dengan Lailatul Qadr, doanya berbunyi:

Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku)

Masjid ini ramai sekali, terutama di malam-malam ganjil. Paling ramai di malam ke 27. Walaupun penuh tetapi tidak terasa sesak.

Suasana Masjid Kampus UGM Ramadhan malam ke 27

Biasanya jam 03.00 malam akan dikumandangkan adzan awal, lalu panitia akan membagikan makanan dan minuman untuk sahur.

Sebagai catatan untuk yang mau i’tikaf disini sebaiknya persiapkan diri dengan baik karena dinginnyaaa…….. Ya masjid kampus ini semi outdoor. Lantai 1 atau lantai 2 sama saja dinginnya. Walau saya sering camping di gunung yang lebih dingin, tapi camping di masjid saat i’tikaf jelas beda. Karena saat i’tikaf selain melawan udara dingin, juga begadang + kelaparan. Tercatat dua malam  saya nggak berangkat karena TKO, alias meriang. So…. persiapkan diri dengan baik. Bawa sleeping bag atau selimut hangat. Beberapa orang mengatakan kalau i’tikaf itu sebaiknya nggak tidur. Tetapi kalo menurut saya tidur sebentar tidak mengapa. Karena kita tidak bisa beribadah dengan baik kalau dalam kondisi mengantuk. Asal jangan sampai ke masjid cuma pindah tidur, hehe…. Kalau kelaparan di tengah malam jangan khawatir, kabur aja sebentar ke Duta Minang di Jakal 😀

Ceramah Subuh Ramadhan Hari ke 29. Foto diambil dari lantai atas.

Biasanya selepas ceramah subuh saya pulang ke rumah. Udara sekitar GSP ke selatan subhanallah…..segarr sekali banyak oksigennya. Ah nulis ini saya jadi kangen ramadhan. Kangen suasana i’tikaf. Semoga tahun depan kita bisa berjumpa lagi dengan Ramadhan. Semoga bisa i’tikaf dengan kualitas yang lebih baik. Aamiin.

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.