Perjalanan ke San Francisco dengan Singapore Airlines

Setelah selesai mengurus Visa US, saya konfirmasi ke team local guides mengenai keberangkatan saya ke Amerika. Saya diberikan opsi penerbangan untuk berangkat dan pulangnya. Oya kita bisa memilih mau pakai maskapai apa, tanggal berapa bahkan sampai mau duduk di dekat jendela atau lorong semua bisa request (Google emang top!)

Untuk berangkat dan pulang saya memilih menggunakan Singapore Airlines. Dan karena saya muslim, sebelum berangkat saya memilih opsi muslim meal melalui webnya Singapore Airlines (Krisflyer).

Hari Keberangkatan

Akhirnya hari yang bersejarah pun tiba. Hari senin tanggal 15 Oktober 2018 jam 06.45 saya berangkat ke Stasiun Tugu Yogyakarta untuk naik kereta ke Surabaya. Eits….. Kok malah ke Surabaya? Iya saya memang minta penerbangan yang sama dengan Mb Nunu dan Mas Budiono. Ini adalah kali pertama saya ke Amrik, somehow saya tetep punya kekhawatiran masuk port entry, mengisi dokumen dll. Jadi biar ada temanlah. Saya juga bisa hemat energi nggak usah mikir. Apalagi penerbangan ini pakai menginap semalam di Changi. Gabut banget kan kalo sendirian?

Saat saya berangkat ke US cuaca di Jogja dan Surabaya sedang panas-panasnya, 33 derajat Celcius di Jogja & 35 derajat Celcius di Surabaya. Sampai di Surabaya dijemput oleh Elyudith, teman Local Guides dari Surabaya. Dan karena sudah kelaparan, mampir dulu ke Aiola Eatery sambil memantau teman yang lain sudah sampai mana.

Adalah kebiasaan di kalangan local guides untuk share live location kalau janjian. Jadi kita tidak perlu bertanya “Sudah Sampai mana?” Ini juga tips mengatasi para PHP Otewe, yang katanya sudah otw ternyata otw mandi 😀

Penerbangan dari Juanda jam 18.40 yang artinya kami harus sudah check in 3 jam sebelumnya. Penerbangan ini tidak langsung ke SF, tetapi transit dulu di Singapore. Setelah makan kami langsung ke Juanda, disana sudah ada Mb Nunu yang udah sampai duluan, lalu disusul Mas Bud. Dan ada Mas Agus, Local Guides Sidoarjo yang juga penunggu Juanda 😀 Sambil nungguin penerbangan kita ngopi duu di Starbucks.

Perjalanan dari Surabaya ke Singapore memakan waktu 2,5 jam. Sampai Singapore sekitar jam 22.00 dan kami langsung ke Terminal 3 untuk pindah tidur menunggu penerbangan di pagi harinya. Bandara Changi memang keren, walaupun harus bermalam disini, tapi faslitasnya tetep bikin nyaman. Disini kita bisa mengakses free wifi dengan cara men-scan passport kita. Oya di bandara kita bisa mengklaim GST Refund (Good and Service Tax). Saya mendapat pengembalian 20 dollar Singapore yang bisa digunakan untuk belanja di toko-toko di Changi.

Penerbangan pagi dari Singapore jam 09.25 dan akan sampai di San Francisco jam 09.40 di hari yang sama. Asyik yah, ke SF cuma 15 menit 😀 Padahal sebenarnya penerbangan berlangsung selama 15 jam 15 menit. Ini penerbangan langsung, jadi kita tidak transit ke negara lain. Sebelum berangkat kita harus mengisi kartu imigrasi Amerika. Dan ada insiden kecil yaitu facial wash The Body Shop ku nggak nggak bisa ikut terbang, hiks…

Jadi untuk barang bawaan ke US ada aturannya, semisal cairan tidak boleh lebih dari 100 ml, aturan lengkapnya bisa dibaca di Transportation Security Administration. Saya sudah tahu aturan itu, facial wash ku 125 ml dan karena udah dipakai sebulan lebih saya pikir sudah berkurang isinya sampai di bawah 100 ml. Tetapi waktu pemeriksaan ternyata terdeteksi berlebihan dan hiks……harus dibuang 🙁

Penerbangan Singapore – San Francisco

Suasana dalam Singapore Airlines

Penerbangan menggunakan pesawat Airbus A350-300 dan saya menempati seat 56 bareng sama Mb Nunu. Jika untuk penerbangan jarak dekat saya lebih suka duduk di dekat jendela, tetapi untuk penerbangan jarak jauh saya lebih suka duduk di dekat lorong (aisle seat), karena lebih enak untuk bergerak, juga gampang ke toiletnya. Saya aja selama penerbangan ke toilet 3x.

Moslem Meal di Singapore Airlines

Penerbangan berlangsung lancar, pesawat sedikit shaky (turbulensi) di atas langit Jepang dan Arktik. Untuk penerbangan ini kita tidak melintasi Samudera Pasifik tetapi melewati pinggir daratan, dari Singapore, Jepang, Arktik, Canada lalu mendarat di SFO (Rute Pasifik Utara). Saat melewati arktik saya lihat suhu di luar -40 derajat celcius. Kayak apa ya dinginnya, it’s must be frozen!

Penerbangan panjang ini saya tidak mengalami jetlag setibanya di San Francisco karena benar-benar memperhatikan tips yang bertebaran di internet. Yang saya lakukan antara lain:

  • Sebelum berangkat istirahat yang cukup
  • Banyak minum biar nggak dehidrasi
  • Karena sampai di San Francisco jam 09.40 pagi, maka saya memperlakukan waktu di pesawat seperti malam hari. Tidur lalu bangun sampai SF udah di pagi harinya.
  • Setelah sampai SF langsung beraktivitas mengikuti jam sana. Kalau ngantuk di jam yang tidak wajar jangan tidur. Tidurlah di jam biasanya kita tidur.

Sampai San Francisco!

Pesawat mendarat di San Francisco International Airport sekitar pukul 09.40 PST. Perasaan saya waktu mendarat di Amerika sama seperti saat pertama kali keluar Jawa dan mendarat di Bumi Borneo. Kalau teman-teman pernah lihat Videonya David Kelley: Thinking Like a Traveller seperti itulah, kita akan memperhatikan segala sesuatunya. Tanahnya, cuacanya, bangunannya, orang-orangnya, apapun itu semua akan menjadi hal yang menarik.

Saya sempat merekam saat-saat mendarat di SFO, yang kalau saya puter lagi selalu bikin melting, karena inget perasaan waktu itu. Oya musik yang ada di video itu musik asli pendaratan di Singapore Airlines.

Landing di San Francisco International Airport

Kita bisa mengakses free wifi di Bandara San Francisco. Untuk menuju imigrasi kita akan melewati lorong. Jangan lupa gaes, di sepanjang lorong ada tempat yang oke dan harus banget foto-foto disitu 😀

Wajib banget foto disini 😀

Sebelum benar-benar masuk ke Amerika, kita harus melewati port entry atau imigrasi Amerika. Saya bersyukur sampai di Amrik masih pagi jadi suasana masih fresh. Di imigrasi kita akan antri lalu ditanya-tanya lagi. Entah diperlukan atau tidak, sebaiknya persiapkan semua dokumen seperti, surat undangan, agenda acara, itinerary, print booking hotel, print tiket pulang dan hal lain yang sekiranya perlu.

Seorang petugas afro-american menanyai saya dengan santai “What your purpose?” “How long you will stay here?” “is it your first time to US?” “How much money do you bring?” Lalu finger print. Setelah itu,

“Welcome to America!” Yaay!

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.